twitter rss

zuhud

Zuhud

 

Hakikat zuhud ialah tidak menyukai sesuatu dan mengandalkan ganti pada sesuatu yang lain. Jadi orang yang meninggalkan sisa-sisa dunia dan menolaknya demi mengharapkan akhirat, maka ia adalah orang yang zuhud dari dunia.

Tingkatan zuhud tertinggi ialah jika seseorang tidak menginginkan segala sesuatu selain Allah Ta’ala, bahkan termasuk akhirat. Zuhud harus disertai dengan kesadaran  bahwa akhirat itu lebih baik daripada dunia. Pada hakekatnya, amal yang timbul dari suatu keadaan adalah pelengkap keinginan terhadap akhirat. Amal itu laksana menyerahkan harga dengan tetap menjga hati dan anggotaa-nggota tubuh dari segala yang bertentangan dengan perniagaan ini.

Keutamaan zuhud ditunjukkan oleh ayat-ayat dan hadis-hadis yang menerangkan hal itu.

Allah Ta’ala berfirman :“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapa di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (Surat  Al-Kahfi : 7)

Allah Ta’ala berfirman :“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian keuntungan di dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di akhirat.” (Surat Asy Syura : 20)

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :“Barangsiapa yang cita-citanya adalah   dunia, niscaya Allah Ta’ala akan mencerai beraikan urusannya, menelantarkan harta bendanya, menjadikan kemiskinannya ada di depan matanya, dan ia hanya mendapatkan bagian dari dunia yang telah ditentukan untuknya. Tetapi barangsiapa yang cita-citanya adalah akhirat, niscaya Allah Ta’ala akan menyatukan perkaranya, menjaga harta bendanya, menjadikan kekayaannya ada di dalam hatinya, dan dunia pun datang kepadanya dalam keadaan tunduk.”

Nabi Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda :“Jika kalian melihat seseorang  dikaruniai sifat tenang dan zuhud terhadap dunia, dekatilah dia, karena ia akan memberikan hikmah.”

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :“Jika kamu ingin dicintai Allah, maka jauhilah keduniaan, niscaya akan Allah mencintaimu.”

Ketika Haritsah berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam :“Aku benr-benar seorang mu’min”, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bertanya :“Apa hakikat imanmu ?” Haritsah menjawab :“Aku menjauhi dunia, sehingga bagiku batu maupun  emas yang ada di dunia itu sama saja. Seakan-akan aku bisa melihat syurga dan neraka, dan  seakan-akan aku bisa menyaksikan dengan jelas ‘Arasy Tuhanku.” Beliau bersabda :“Kamu telah mengetahuinya, maka tetaplah begitu. Kamu adalah seorang hamba yang oleh Allah hatinya diterangi dengan iman.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam ditanya tentang makna penjelasan firman Allah Ta’ala surat Az Zumar ayat 22 “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?”, dan firman Allah Ta’ala surat Al An’am ayat 125 “Barangsiapa yang Allah ingin memberikan petunjuk kepadanya, niscaya ia melapangkan dadanya untuk Islam.”  Beliau bersabda :”Sesungguhnya apabila cahaya itu masuk ke dalam hati, maka dada pun menjadi lapang dan terbuka.” Seorang sahabat bertanya :“Wahai Rasulullah, apakah hal itu ada tandanya ?” Beliau bersabda :“Ya, yaitu dengan menjauhi negeri yang penuh dengan tipu daya (dunia), kembali ke negeri yang kekal (akhirat), dan  bersiap untuk menghadapi kematian sebelum tiba.”

Jabir Radhiyuallahu Anhu berkata :”Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berpidato di tengah-tengah kami seraya bersabda :“Barangsiapa datang dengan kalimat Laa ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah) tanpa dicampuri dengan lainnya, ia masuk syurga.” Kemudian Ali Radhiyallahu Anhu berkata :“Ayah dan ibuku menjadi tebusan Anda, wahai Rasulullah, sesuatu apa yang tidak bercampur dengan selainnya ? Tolong, jelaskan hal itu kepada kami.” Beliau bersabda :“Cinta dunia dengan mencari dan menurutinya, dan orang-orang yang mengatakan ucapan para nabi dan mengamalkan perbuatan orang-orang yang sombong. Maka siapa datang membawa kalimat Laa ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah) tanpa dicampuri oleh sesuatu apa pun, ia wajib masuk syurga.”

Disebutkan dalam sebuah hadis :“Dermawan itu dari keyakinan, dan orang yang measa yakin itu tidak masuk  neraka. Adapun kikir itu dari kebimbangan, dan orang yang bimbang itu tidak masuk syurga.”

Posting Komentar

Followers

kamut


Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.